tirto.id - Anggota Komisi VI DPR, Adisatrya Suryo Sulisto mendorong agar pemerintah segera melakukan langkah antisipasi menjaga ketersediaan gula di tingkat masyarakat. Hal ini tidak lepas dari ancaman El Nino yang akan berpengaruh terhadap produktivitas lahan tebu.
“Melihat perkiraan dampak El Nino pada Agustus-September mendatang, pemerintah harus segera melakukan langkah antisipatif dengan menghitung produksi gula konsumsi dan memastikan stok gula dapat tercukupi agar tidak memicu kelangkaan di masyarakat,” jelas Adisatrya dalam pernyataanya, Selasa (01/08/2023).
Adisatrya juga meminta kepada pemerintah untuk dapat siap dan serius dalam melakukan percepatan program antisipasi dampak El Nino.
“Khusus untuk gula, ini menjadi salah satu komoditas strategis nasional yang rawan terdampak El Nino karena sangat berpengaruh terhadap produktivitas lahan tebu sebagai bahan baku utama produksi gula," ujarnya.
Lebih lanjut, Adisatrya mengungkapkan, langkah strategis seperti penambahan kuota impor gula mentah juga perlu dilakukan. Hal ini penting sehingga keseimbangan pasokan dan juga ketersediaan stok dapat dijaga di tengah ancaman El Nino yang diprediksi berlangsung hingga awal 2024.
“Kalau ternyata tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, perlu segera dilakukan penambahan kuota impor gula mentah. Pemerintah juga perlu menetapkan harga acuan penjualan (HAP) agar industri mau melakukan impor serta untuk menjaga keseimbangan pasokan akibat mekanisme pasar dengan adanya penyesuaian harga,” tambahnya.
Terakhir, Adisatrya meminta agar Pemerintah dapat terus memberikan dukungan terhadap petani sehingga produktivitas sektor pertanian dapat terus terjaga di tengah ancaman El Nino.
“Dukungan Pemerintah kepada petani sangat penting agar dapat meningkatkan ketahanan mereka dan menjaga produktivitas sektor pertanian, terutama tanaman pangan yang sangat mengandalkan air,” pungkasnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) tengah mengantisipasi dampak El Nino terhadap pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Salah satunya melalui penguatan pengairan pertanian di daerah bersama kementerian/lembaga.
"Kami on the track untuk menjalankan GNPIP dalam mengatasi El Nino," ujar Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono dalam konferensi pers di kutip Minggu, (25/6/2023).
Doni menyebut Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPIP dan TPIP) juga terus didorong untuk mengantisipasi El Nino. Saat ini, TPIP ada di 46 Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPwDN) BI.
Bersama kementerian/lembaga, GNPIP juga melakukan pengawasan dan sistem peringatan dini terhadap kondisi cuaca. GNPIP juga mendorong optimalisasi percepatan tanam, penggunaan varietas tanah kering dengan dukungan alat mesin pertanian (alsistan), serta penambahan embung di daerah.
Per 11 Juni 2023, berbagai dukungan untuk langkah tersebut sudah mencakup 9.630 titik operasi pasar, 530 ribu bibit pangan mandiri, 31 klaster replikasi, 17 program hilirisasi pangan, 38 program pupuk organik, serta pembelian Alsistan sekitar Rp5,2 miliar.
"Kami juga mendorong kerja sama antar daerah, sudah ada 106 mungkin," ujarnya menambahkan.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang